Tapi duluuuu... hal tersebut pastilah dibilang ide gila. Tapi kok ada ya orang yang kepikiran bikin pesawat terbang atau kepikiran bisa terbang. Padahal, aku yakin pasti dulu ada yang bilang begini, "udah deh ga usah ngayal! Langit itu kan tempatnya burung yang punya sayap. Manusia itu tempatnya di bumi!"
Sekarang pun, untuk hal-hal yang belum lazim, masih ada juga yang ngasih komentar mirip-mirip begitu.
Seharusnya, sesuatu yang belum lazim itu menjadi tantangan bagi manusia untuk dibuktikan kelazimannya. Apalagi bagi yang suka baca Al-Quran. Terutama umat Islam! Diwajibkan untuk belajar. Semua ilmu ya! Baik yang duniawi maupun akhirat, yang sudah ada di buku maupun yang masih harus diteliti kebenarannya. Ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah aja, tentang membaca dan menulis (Al-Alaq 1-5). Belum lagi surat Yunnus ayat 101 yang artinya: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda (kekuasaan Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. ”
Jadi tidaklah heran, di zaman dulu, saat Islam sedang maju pesat, banyak ilmuwan yang menemukan hal-hal baru dan hebat. Salah satunya adalah Abbas Bin Firnas.
Lahir di Izn-Rand Onda, Andalusia pada tahun 810 M, Lelaki bernama lengkap Abbas Qasim bin Firnas ini menjadi ilmuwan yang sangat dihormati di Cordoba, Spanyol. Ia adalah ahli Matematika,Fisika dan Kimia. Selain itu dia juga ahli sastra dan astronomi. Sejak kecil ia sangat senang memperhatikan burung-burung yang terbang di angkasa. Terpikir olehnya tentang bagaimana jika manusia juga bisa terbang. Lalu ia melakukan penelitian untuk bisa mewujudkan pemikirannya.
Pada tahun 852M, Ibnu Abbas membuat dan mencoba parasut pertamanya berupa semacam sayap dari jubah yang disangga kayu. Dia meloncat dari atap Mesjid Agung Cordoba. Sayang percobaan pertamanya gagal. Ia mendarat dengan keras, namun hanya mengalami sedikit luka-luka karena ternyata parasutnya bisa sedikit memperlambat gerak jatuhnya. Inilah parasut pertama di dunia.
Kegagalan tidak membuatnya menyerah. Selama 23 tahun kemudian, ia terus melakukan penelitian tentang bagaimana burung bisa mengontrol keseimbangannya dan mengatur arah terbang. Ia menyempurnakan pakaian terbangnya dengan menggunakan semacam alat kendali terbang yang dipasang pada dua set sayap, sehingga Ibnu Firnas bisa mengontrol serta mengatur ketinggian terbangnya. Selain itu, perangkat terbang itu juga bisa mengubah arah terbangnya, yang dibuktikan dengan keberhasilannya untuk kembali ke arah di mana ia melakukan peluncuran. Meski begitu, dia harus mengalami luka-luka saat mendarat setelah berhasil terbang selama 10 menit. Kejadian itu disaksikan oleh orang-orang Cordoba yangg sengaja ia undang pada penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba. Inilah mesin terbang pertama di dunia. Kegagalan beliau pada penerbangan keduanya adalah karena Ibnu Firnas lalai memperhatikan bagaimana burung menggunakan ekor mereka untuk mendarat. Pesawat buatannya, tidak dilengkapi dengan ekor. Sayangnya, dikarenakan luka-luka yang ia derita dan juga usia lanjut, ia tidak bisa melanjutkan uji coba selanjutnya.
Ibnu Firnas meninggal 12 tahun kemudian tepatnya pada tahun 887M di Cordoba Spanyol.
Seribu tahun kemudian, barulah Wright bersaudara yang sering diklaim sebagai orang pertama yang bisa terbang meluncurkan pesawat buatannya dengan waktu terbang jauh lebih sedikit, yaitu hanya 12 detik.
Selain dikenal sebagai bapak Aviator pertama, Ibnu Firnas juga berhasil membuat banyak penemuan hebat lainnya seperti:
- Membuat atap rumahnya yang menyerupai bola langit. Hasil karyanya itu juga dilengkapi oleh sebuah perangkat yang mampu memperlihatkan gambaran tentang bintang, awan, kilat, dan halilintar di langit sebagaimana aslinya.
- Membuat alat pendeteksi waktu yang disebut ‘al-Minqalah’ untuk mengetahui waktu malam dan siang tanpa perlu ada tulisan atau gambar.
- Membuat jam air yang disebut ‘Al-Maqata’
- Orang yang pertama kali menemukan cara pembuatan kaca dari batu pasir.
- Menciptakan gelas berwarna.
- Mengembangkan proses pemotongan batu kristal, yang pada saat itu hanya orang-orang Mesir yang mampu melakukannya.
- Menciptakan semacam rantai cincin untuk menjelaskan pola gerakan planet dan bintang. Dari dasar-dasar grafitasi ini ibn Firnas sudah menentukan dasar-dasar bagi pembuatan pesawat angkasa, 600 tahun sebelum Leonardo da Vinci berimaginasi dengan planetariumnya.
Alhamdulillah berkat penemuannya kita bisa berada di zaman modern ini.
***
Seandainya suatu hari Alloh mengijinkanku menelusuri jejak-jejak Abbas bi Firnas, saya ingin melihat patungnya di Cordoba, Spanyol dan di Baghdad, Iraq. Ingin mendarat di bandar udara Abbas Ibnu Firnas di Baghdad, Iraq. Pengen punya perangko Libya bergambar beliau. Dan mungkin melihat namanya yang tercetak di salah satu kawah di bulan?
Aamiin
No comments:
Post a Comment