Rugi banget kalau nonton berurai air mata, ujung-ujungnya nyesekin dada. Pasti bakal kebayang mulu sampe berminggu-minggu. Mending skip buat nonton hehe...
Saat berkunjung ke Seoul November 2015 silam, saya dan Renny sempet pergi ke Nami Island dan Petitte France. Keduanya tempat syuting beberapa drama. Sebenarnya masih ada 1 obyek lagi yg berdekatan dan searah, yaitu Garden of Morning Calm. Tapi kami ga sempat kesana.
Dari Seoul, Nami Island berjarak sekitar 63 KM. Jadi lumayan jauh. Usahakan berangkat pagi-pagi biar tidak kesorean. Tapi lagi-lagi kami tuh traveller yang nyantai banget. Rencananya mau berangkat pagiiii...kalo perlu habis subuh hehe... Kenyataannya tetep aja jam 8 baru keluar penginapan wkwkwk...
Oya karena November tuh sudah mau berganti musim dari fall ke winter, hujan sering sekali turun. Pastikan untuk selalu cek ramalan cuaca sebelum bobo, biar bisa menyesuaikan jadwal kegiatan esoknya. Sebenarnya waktu kami mau ke Nami itu, sudah diwanti-wanti sama staff penginapan, kalau besok diramalkan hujan dan suhu di Nami bisa sampai 4 derajat. Berhubung udah kadung di korea, daripada cuma bobo manis di hostel, mending nekat kedinginan.
Ada beberapa moda transportasi yang bisa digunakan menuju Namiseom:
Shuttle Bus
Kami kebetulan menginap di daerah Jongno, jadi dekat dengan Insadong tempat Shuttle Bus ini berada. Tapi kami tidak menggunakan bus, dan lebih memilih menggunakan Subway. Jika kamu lebih suka naik bus, tempatnya ada di Tapgol Park/ Insadong Park. Berangkat jam 9.30 pagi dan kembali jam 16.00 sore dengan harga tiket 15.000 won PP. Kamu harus memesan tiket lebih dulu beberapa hari sebelumnya biar kebagian tempat, karena bus-nya hanya ada 1 setiap harinya. Bisa via telepon: 02-753-1247 (di Korea) atau +82-2-753-1247 (dari luar Korea).
Atau via email: namibus@naminara.com
Atau langsung sambangi kantornya Naminara Republic Seoul Office di: Gallery Sang 157, Lantai 3, Insa-dong, Seoul.
Naminara Shuttle Bus (img from google) |
Subway
Kami memutuskan untuk naik Subway plus ITX untuk pergi ke Nami. Dari statsiun Anguk, yg paling dekat dengan penginapan, kami naik subway lalu transit di stasiun Cheongnyangni. Dari sini kami ganti moda dengan ITX. Tapi jika ingin tetap menggunakan subway, kamu ganti line subway lalu transit lagi di stasiun Sangbong, setelah melewati 14 stasiun barulah sampai di tujuan akhir yaitu stasiun Gapyeong. Lama perjalanan kira-kira 2 jam. Nanti dari Gapyeong bisa naik Tour bus atau naik taxi. Kalo kamu pergi berempat, mending naik taxi aja. Jatohnya lebih murah daripada naik Tour Bus.
ITX (Intercity Train eXpress)
Ini adalah kereta cepatnya Korea Selatan. Kita harus beli tiket khusus di mesin yang tersedia di statsiun tempat ITX berhenti (misal stasiun Cheongnyangni, Line 1, warna biru tua/Jungang Line). Jadi tidak bisa menggunakan T-Money seperti Subway. Harga tiketnya 5700 won dengan lama perjalanan sekitar 45 menit.
Sesampainya di Gapyeong. Cari halte tempat Tour Bus yang letaknya ga jauh dari pintu keluar. Kamu bisa ambil All Day Ticket atau hanya per area wisata aja, misalnya hanya ke Nami saja. Kami beli tiket yang All day karena mau sekalian ke Pettite France dan balik ke Gapyeong.
Wellcome to Nami Island
Akhirnya nyampe juga di Nami. Begitu keluar Bus udah mulai kerasa udara dingin menusuk tulang. Padahal udah hampir pukul 11. Udah pakai sarung tangan juga tetep aja pada kebas, ampe susah mo selfie.
Di Gerbang depan kita disambut dengan tulisan "Welcome to Naminara Republic". Jadi kayak masuk negara lain aja ya. Padahal masih di Korea. Tempat tiketnya juga disebut Immigration dan tiketnya disebut Entry Visa :-)
Dari situ kita harus antri buat masuk ke ferry. Padahal bukan weekend dan hari libur, tapi yang datang lumayan berjubel. Aku dan temenku aja udah antrian belakang. Tapi memang rejeki anak soleh hehehe..., tiba-tiba ada bapak-bapak yang nyamperin, langsung nunjuk aku dan Renny buat ngikutin dia. Sambil agak bingung, nurut aja deh. Eh ternyata, kami disuruh naik duluan. Wow, Kamzahamnida pisan ya pak.
Ga sampe 10 menit kami udah sampai di Namiseom. Semangat banget pengen buru-buru liat jejeran pohon Gingko yang menguning saat musim gugur. Udah kebayang romantisnya. Eh, tapi opo nasib, ternyata daunnya udah rontok semua hiks... Tinggal ranting-ranting pohon yang gundul. Daun-daun yang jatuh pun udah benyek keinjak-injak. Maklum habis diguyur hujan lebat. Yah...dengan berat hati, batal deh selfie di atas daun-daun kuning yang rontok.
Di Nami kita ga usah takut ga bisa Sholat atau makan. Ada Musholla yang lengkap dengan tempat wudhu dan mukena. Tempatnya ada di atas Nami Library. Selesai Sholat, melipir deh ke sampingnya, Restaurant Asia, yang menyediakan makanan halal. Meskipun harganya lumayan bikin nangis, tapi jadi menghibur perut yang dari kemarin cuma berani makan kimbap sayur doank.
Puas berkeliling-keliling dan berselfie sampai bosan, sekitar pukul 2 kita meluncur ke tempat asyik berikutnya. OOOh itu tempat pangeran masa kecilku, The little Prince. Kira-kira ada apa ya disana?
Note:
~ Ada kejadian yang ga boleh ditiru. Karena ga tau, saat pergi ke Nami, kami ga bayar tiket kereta ITX. Kami pikir itu masih nyambung dengan Subway yang bayarnya menggunakan T-Money. Beruntungnya saat di kereta kami ga ketemu pemeriksa karcis. Alhasil kami ga tau kalau kami adalah penumpang gelap.
~ Kalau pergi ke Nami bulan November seperti kami, jangan malu untuk pakai baju Winter. Meskipun masih Fall tapi suhunya udah kayak di Freezer. Orang sana aslinya sih masih tenang-tenang aja pake baju tipis (terutama ceweknya), yang dari tempat tropis udah pake baju lapis-lapis masih sibuk ngitungin jari takut ilang saking kebasnya.
~ Kalau memang perlu bawa payung + jas hujan. Sepanjang hari itu, gerimis datang dan pergi. Kami sih cuek basah-basahan. Tapi teman kami yang dari Malaysia, langsung kena flu lho.
No comments:
Post a Comment